ILMU LAHIR DAN ILMU BATIN
Perbedaan Ilmu An-Nadhori dengan Ilmu Al-Kasyfi
Di Dalam Al Qur'an maupun Al Hadis banyak sekali ayat dan sabda Rasul
yang menjelaskan keutamaan ilmu, baik Ilmu An-Nadhori maupun ilmu
Al-Kasyfi.
Ilmu An-Nadhori adalah ilmu pengetahuan hasil
belajar yang berpusat pada otak atau akal. Ilmu An- Nadhori ini meliputi
Ilmu Pengetahuan Agama dan Ilmu Pengetahuan Umum.
Ilmu Al-Kasyfi
adalah ilmu yang diperoleh dengan terbukanya hijab (dinding atau
tabir), sehingga hati nurani manusia mengetahui rahasia Ilahi, alam
ghaib sebagai rahmat dari Allah SWT, setelah dekatnya yang bersangkutan
kepada Allah. Menurut bahasa, kasyf berarti terbuka atau tidak tertutup.
Ilmu Al- Kasyfi itu berpusat di hati sanubari manusia yang berada di
dalam dada. Dikalangan sufi dikatakan bahwa Ilmu An-Nadhori itu adalah
ilmu yang dicari, ilmu di permukaan di alam syahadah. Ilmu Al Kasyfi
adalah ilmu yang diberi, ilmu karunia Allah SWT Yang Maha Berilmu.
yang telah kami jelaskan mengatakan bahwa wasilah itu adalah sebagaimana firman Allah dalam surat An Nur 24 : 35.
Rasulullah juga selalu berdo'a semoga Allah selalu memberikan Nur atau cahaya kepada beliau antara lain do'a itu artinya,
"Allahumma ya Allah, berikanlah kepadaku cahaya dan tambahkanlah cahaya
itu bagiku. Jadikanlah hatiku bercahaya, kuburku bercahaya,
pendengaranku bercahaya, penglihatanku bercahaya, sehingga rambutku,
kulitku, dagingku dan tulangku seluruhnya bercahaya.
Firman Allah SWT,
Artinya : Maka siapa saja orang-orang yang dibukakan Allah hatinya
untuk (menerima) agama Islam, lalu dia mendapat cahaya dari Tuhannya
(Q.S. Az Zumar 39 : 22).
Rasulullah memberikan penjelasan kepada orang yang menanyakan apa maksud syaraha dalam ayat itu sebagai berikut,
Artinya : Syaraha itu artinya : sesungguhnya cahaya itu apabila
dimasukkan ke dalam lubuk hati sanubari, menjadi lapanglah dadanya dan
terbukalah hatinya.
Sejalan dengan pengertian Nur dari surat Al
Anfal 8 : 29, At Thalaq 65 : 2, Az Zumar 39 : 22 adalah pengertian
paham tentang agama (Al Anbiya 21 : 79) dan hikmah yaitu ilmu yang
berguna (Al Baqarah 2 : 269), dan Al Mutawassimin yaitu orang-orang yang
memperhatikan tanda-tanda kekuasaan Allah (Al Hijr 15 : 75).
Semua ilmu yang datang dari Allah yang berbentuk furqaan, cahaya, jalan
keluar, paham dan hikmah diperoleh tanpa melalui belajar. Ilmu ini
dinamakan ilmu batin. Sebagaimana sabda Rasulullah saw,
Artinya : Ilmu itu ada dua macam, yaitu suatu ilmu batin di hati dan itulah ilmu yang bermanfaat (yang berguna) dan seterusnya.
Setiap umat Mukmin dan Muslim sesungguhnya telah memperoleh Ilmu
An-Nadhori, Ilmu Kasyfi, cuma tingkatan dan kualitasnya saja yang sangat
berbeda antara satu dengan yang lain. Ada tiga tingkatan orang yang
mendapat ilmu Al-Kasyfi :
a. Muhadarah. Pada tingkatan ini akal
manusia dikendalikan oleh bukti objektif kebendaan (burhan). Oleh sebab
itu, tingkatan ini dapat mencapai Ilmul Yaqin yang masih dalam ruang
lingkup pemikiran rasional.
b. Mukasyafah. Pada tingkatan ini
manusia mampu menerima pengetahuan berdasarkan esplanasi (pencarian
penjelasan, bayan). Orang yang mencapai taraf ini akan dapat mencapai
'Ainul Yaqin, yakni pandangan kebenaran objektif yang mengacu pada
kebenaran yang mungkin.
c. Musyahadah. Tingkatan ini adalah
pengalaman pribadi manusia (makrifat) yang langsung bisa menyaksikan
sesuatu hal. Pengalaman pribadi ini, merujuk pada pengalaman batin
berkat kedekatannya kepada Tuhan, sehingga dapat terbuka baginya
pengetahuan Haqqul Yaqin. Yang terakhir ini adalah bayangan langsung
Tuhan dan acapkali disebut juga dengan Al-Mu'ayanah (Ensiklopedi Islam
3, 1994 : 20 - 21).
Untuk mendapatkan kasyf, diri rohani dan
diri jasmani seseorang itu harus bersih, dengan mengamalkan syariat
agama dengan baik, serta riyadlah dan mujahadah zikir yang
sungguh-sungguh dan lestari, sehingga komponen-komponen rohaninya mampu
menyimpan Islam (Q.S. Az Zumar 39 : 22), Iman (Q.S. Al Hujurat 49 : 7),
makrifat (Q.S. An Najm 53 : 11), tauhid (Q.S. Ali Imran 3 : 190).
Seseorang yang mampu menyimpan komponen-komponen rohani Islam, Iman,
makrifat dan tauhid yang demikian inilah, yang dapat memperoleh Ilmu
Al-Kasyfi sesuai dengan tingkatnya masing- masing.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.