AKADEMI SILAT SENI GERAK MAKRIFAT (ILMU KEBATINAN)

AKADEMI SILAT SENI GERAK MAKRIFAT


ILMU PERSILATAN DAN PERUBATAN (KEROHANIAN) WARISAN SYEIKH PENDITA MAHAGURU ADI PUTRA, SUNAN KALIJAGA DAN TOKKU PALOH

ILMU KEROHANIAN DALAM KATEGORI ILMU GHAIB ( SILAT BATIN SUNAN KALIJAGA@GERAK FAQIR) & ILMU SYAHADAH (SYAHADAT TOKKU PALOH@TITIK 9)

Tuesday, October 24, 2017

Kasyafnya Para Wali


Kasyaf adalah terbukanya hijab atau tabir pemisah antara hamba dan Tuhan. Allah membukakan tabir bagi kekasih-Nya untuk melihat, mendengar, merasakan, dan mengetahui hal-hal gaib….
Tersebutlah syaikh Abdul Gani Harahap. Tokoh ini hidup jauh sebelum masa revolusi (diperkirakan sekitar 1818). Dia menjadi legenda di kampung halamannya, Baringin, Sipirok, Tapanuli Selatan. Dia juga dikenal sebagai penyebar agama Islam di Baringin. Waliyullah yang dicitrakan sebagai seorang yang gagah dengan kuda putihnya ini menyampaikan Islam hingga ke wilayah Tanjung Balai, Asahan. Tak mengherankan bila murid dan pengikutnya bertebaran di sepanjang Tapanuli hingga Asahan.
Cerita tentang kewaliannya pun mengisahkan, bahwa Syaikh Abdul Gani Harahap memiliki sejumlah karamah. Salah satunya yang hingga kini dikisahkan di kampung itu adalah kisah saat dia berpangkas. Di saat rambutnya yang baru setengah tercukur, dia mendadak mengucapkan, “Terbakar Makkah!”
Lalu, setelah menyuruh tukang pangkas menghentikan mencukur, Tuan Syekh seketika muksa. Beberapa jam kemudian, raganya kembali muncul di tempat pangkas rambut, untuk meneruskan cukurannya. Konon ketika hilang, Syekh Abdul Gani Harahap terbang ke Makkah untuk turut memadamkan api di sana. Dalam sekejap mata dia telah berada di Makkah.
Orang-orang yang beriman tak menampik terjadinya peristiwa yang di luar jangkauan nalar manusia itu, mengingat bahwa Allah adalah Dzat yang serba Maha. Tak seorang pun dapat mengukur kemahaan-Nya itu, termasuk dalam memberikan karunia kepada orang-orang pilihan-Nya.
Apa yang dialami Syekh Abdul Gani, dalam ajaran tasawuf, disebut kasyaf. Kasyaf adalah salah satu bentuk karamah yang dikaruniakan Allah kepada para kekasih­Nya. Kasyaf dapat diartikan terbuka, yakni terbukanya tabir pemisah antara hamba dan Tuhan. Kasyaf juga berarti Allah membukakan bagi seseorang untuk dapat melihat, mendengar, merasakan, dan mengetahui apa yang hendak bisa dilihat, didengar, dirasakan, dan diketahui oleh orang-orang biasa.
Bagi orang awam, apa yang dilakukan sang Syekh Abdul Gani adalah hal yang aneh dan misterius. Namun, apa yang diucapkannya, ternyata terbukti, dan diketahui belakangan hari. Makkah pada waktu itu memang pernah terbakar. Peristiwa yang tak masuk akal seperti ini pun, pernah terjadi pada diri sahabat Rasulullah SAW, Umar bin Khattab ra. Ketika itu, menjabat khalifah. Banyak sekali orang menjadi saksi mata. Pada waktu itu, Umar bin Khattab ra tengah melakukan.shalat. Ketika sedang berada di mimbar menyampaikan khutbahnya, tiba-tiba Umar berseru, “Hai, Sariah, hai tentaraku. itu, bukit itu, bukit itu!” Jamaah shalat Jumat geger. Ucapan itu sama sekali tidak ada kaitannya dengan isi khutbah yang disampaikan Umar. Beberapa penilaian miring pun terucap dari mereka. Tetapi, Abdurrahman bin Auf salah seorang sahabat Umar yang paling akrab, tidak mau gegabah. Dia harus tahu betul, apa sebabnya Umar berbuat begitu. Maka, usai shalat, didatanginya Umar.
“Wahai Amirul mukminin, mengapa engkau berseru-seru di sela-sela khutbahmu seraya pandanganmu menatap ke kejauhan?” Tanyanya.
Umar dengan tenang menjelaskan, “Begini, sahabatku. Beberapa pekan yang lewat aku mengirimkan Sariah, pasukan tentara yang tidak kupimpin langsung, untuk membasmi kaum pengacau. Tatkala aku sedang berkhutbah, kulihat pasukan itu dikepung musuh dari segala penjuru. Kulihat pula satu-satunya benteng untuk mempertahankan diri adalah sebuah bukit di belakang mereka. Maka aku berteriak, “Bukit itu, bukit itu, bukit itu… ! ”
Setengah tidak percaya, Abdurrahman bin Auf mengerutkan kening, namun dia enggan untuk meneruskan pertanyaannya. Dia lebih memilih untuk mengundurkan diri dari hadapan Khalifah Umar, sebab dia belum bisa menilai, sejauh mana kebenaran ucapan Umar tadi.
Akhimya, bukti pun datang tanpa dimintanya. Yaitu, manakala Sariah yang dikirimkan Umar tersebut telah kembali ke Madinah. Wajah mereka berbinar-binar meskipun nyata sekali tanda-tanda kelelahan dan bekas luka-luka yang diderita oleh mereka. Tapi, mereka datang dengan membawa kemenangan. Komandan pasukan itu, pada hari berikutnya, bercerita kepada masyarakat Madinah tentang dahsyatnya peperangan yang mereka alami.
“Kami dikepung tentara musuh, tanpa harapan akan dapat meloloskan diri dengan selamat. Lawan secara beringas menghantam kami dari berbagai arah. Kami sudah luluh lantak. Kekuatan kami nyaris terkuras habis. Sampai tibalah saat shalat Jumat yang seharusnya kami kerjakan. Persis kala itu, kami mendengar sebuah seruan gaib yang tajam dan tegas,”Bukit itu, bukit itu, bukit itu!” Tiga kali seruan tersebut diulang-­ulang, hingga kami tahu maksudnya. Serta merta kami pun meluncur ke lereng bukit. Dan kami jadikan bukit itu sebagai pelindung di bagian belakang. Dengan demikian kami dapat menghadapi serangan tentara lawan dari satu arah, yakni arah depan. Itulah awal kejayaan kami.
Mendengar cerita ini Abdurrahman bin Auf mengangguk-anggukkan kepala dengan takjub. Dia berkata, “Biarlah Umar dengan kelakuannya yang terkadang menyalahi itu. Sebab, dia dapat melihat sesuatu yang indra kita tidak mampu melacaknya.”
Selain kisah Sayyidina Umar dan Syekh Abdul Gani, malah banyak lagi cerita tentang mukasyafah atau kasyaf Misalnya saja, kisah Abah Anom saat bertemu Khalifah Tarekat Naqsyabandiyah Haqqaniyah dari Amerika Serikat, Syekh Nadzim Haqqani.
Ketika itu, sekitar tiga tahun lalu, Syekh Nadzim Haqqani bertamu ke Suryalaya. Kunjungan itu dipandu oleh Ketua Dewan Tertinggi Jam’iyah Ahli Thariqah Al Mu`tabarah An-Nahdiliyah, Habib Luthfi bin Yahya Saat itu Syekh Nadzim mengaku mengenal.Abah Anom melalui ilham yang diperolehnya ketika memohon petunjuk kepada Allah SWT.
Katanya, di tengah kehidupan dunia yang carut marut seperti sekarang masih ada seseorang di Timur yang sangat ikhlas. Siapakah dia? Setelah dirunut, petunjuk itu mengarah kepada seorang ulama sepuh, yang kini usianya baru saja melewati 90 tahun (dalam hitungan kalender Masehi) atau mendekati 100 tahun menurut kalender Hijriah. Setelah pertemuan yang mengharukan itu, terjadilah peristiwa yang sarat dengan bahasa isyarat.
Syaikh Nadzim Haqqani mengeluarkan sebuah peluit kecil. Dia minta agar Abah Anom meniupnya.
“Priiit…!”
Setelah itu gantian Syaikh Nadzim Haqqani, mungkin sebagai makmum meniup pluit tersebut, “Priiiitt… !”
Tak seorang yang tahu apa makna isyarat itu. “Saya juga tidak tahu. Tapi mungkin maksudnya sebagai ikrar bersama untuk tetap teguh berjalan di atas kebenaran Allah,” kata Kyai Zaenal, yang bertindak sebagai penerjemah.
Dalam pertemuan itu juga muncul sebuah isyarat yang luar biasa, yakni ketika Syekh Nadzim Haqqani, dalam Bahasa Inggris, berkata, “Sesungguhnya kami tidaklah memerlukan penerjermah. Sebab apa yang saya kemukakan sesungguhnya sudah dimengerti oleh Abah Anom, karena sebelumnya kami.. sudah berkomunikasi secara spiritual. Biar pun Abah tertunduk seperti itu, sebenamya beliau tidak tidur, tapi dapat mendengarkan dengan baik.”
Kasyaf atau mukasyafah adalah buah dari zuhud. Zuhud membawa kita melintas alam syahadah, nyata, dan memasuki alam gaib. Dengan menggunakan istilah para sufi, zuhud mengantarkan kita pada alam mukasyafah. Namun, sesungguhnya kasyaf bukanlah tujuan para sufi. “ilmu” ini merupakan akibat dari kondisi psikologis para sufi yang amat mencintai Allah SWT. Menurut para sufi, kasyaf adalah karunia Allah sebagai pemberian kepada hamba-Nya, dia tidak bisa diperoleh lewat usaha dan latihan.
Bagi para waliyullah, hal-hal kasyaf sebenamya telah dijanjikan Allah seperti yang termaktub dalam hadits Qudsi, yang artinya, “Orang yang mendekatkan diri kepada-Ku, mengerjakan yang fardhu dan yang sunnah, sehingga Aku cinta kepada mereka dan Aku menjadi penglihatan mereka.”
Kasyaf Para wali Allah ini ada beberapa macam. Pertama, kasyaf mata. Mata dapat melihat alam mawaraulmaddah atau disebut juga alam gaib. Mata dapat melihat perkara-­perkara yang tidak dapat dilihat manusia biasa seperti malaikat, jin, dan setan. Kasyaf inilah yang menjadikan orang seperti Sayyidina Umar bin Khattab ra, dapat melihat apa yang sedang terjadi pada Sariahnya (Pasukan), dan Syaikh Abdul Gani Harahap yang dapat melihat Makkah terbakar.
Kedua, kasyaf telinga, yang disebut juga hatif. Seseorang yang dianugerahi kasyaf semacam ini dapat mendengar suara­-suara gaib, tetapi tidak melihat wujudnya. Misalnya, suara jin, malaikat,.atau sesama waliyullah. Suara.itu adakalanya membawa berita gembira, adakalanya sebaliknya. Tujuannya ialah, Allah hendak menghibur orang yang mendapatkannya. Kalau itu berita gembira, sang waliyullah akan gembira. Dan kalau berita duka, juga akan mengembirakannya, karena dia tahu terlebih dahulu, sehingga bisa menyiapkan diri dalam menghadapi ujian tersebut.
Ketika, kasyaf mulut. Allah memberi kelebihan seseorang dari ucapannya, Seperti doanya makbul, atau apa yang dia ucapkan akan terjadi. Dengan ucapannya itu, sang waliyullah berdakwah, mengajar, dan memberi nasihat. Dan dengan ucapannya pula, dia dapat mengubah hati seseorang. Karamah seperti ini biasanya dikaruniakan,. kepada pemimpin dan para juru dakwah.
Keempat kasyaf akal. Seorang waliyullah mendapat berbagai macam ilmu tanpa harus belajar, membaca, dan sebagainya, ilmu ini disebut juga ilmu laduni.
Kelima, kasyaf hati, dinamakan juga firasat. Inilah “kasyaf” yang tertinggi di antara “kasyaf-kasyaf” yang disebutkan tadi. Biasanya dikaruniakan kepada pemimpin, itu pun tidak banyak, karena Allah mengaruniakan hanya kepada pemimpin yang sangat shalih, sabar dalam menanggung ujian yang begitu berat. Kasyaf hati ialah rasa hati atau gerakan hati yang tepat lagi benar. Dia juga dapat membaca hati atau pikiran seseorang.
Nabi bersabda, “Hendaklah kamu takut terhadap firasat orang mukmin, karena dia melihat dengan pandangan Allah.” Apa yang dimaksudkan dengan firasat oleh Rasulullah SAW ini adalah kasyaf hati.
(Disarikan dari sumber terpilih)

Friday, July 28, 2017

21 & 22 JULAI 2017 - MAJLIS SILATURRAHIM DAN JAMUAN AIDILFITRI 2017 JEMAAH GERAK FAQIR SUNAN KALIJAGA

Antara jemaah yang hadir dan sempat bergambar bersama tetatu kehormat Pawang Azrin

Sebahagian jemaah lelaki yang sempat bergambar

Sebahagian jemaah wanita yang sporting mengenakan pakaian tradisional


Beramah mesra sesama jemaah yang datang dari Perak, Johor dan Pahang.

Berbual dengan Tok Pawang berkenaan kehidupan alam bunian.

Jemaah bergotong royong memasak pada malamnya.

Menganyam ketupat

Selepas siap memasak juadah raya, jemaah bersedia untuk mandi bunga.....pembersihan rohani dan jasmani.





PROGRAM BERJALAN DENGAN BAIK MENJALIN SILATURRAHIM ANTARA JEMAAH, BERGOTONG ROYONG MEMASAK, MANDI BUNGA MEMBUANG ILMU-ILMU BATIL DAN BERAMAH MESRA SESAMA AHLI YANG BAHARU BERTEMU EMPAT MATA SAMBIL MENIKMATI JUADAH HIDANGAN DI HARI RAYA.









Monday, May 29, 2017

ORANG MUDA SUDAH PAKAI TONGKAT...


Kalam Habib Hassan Bin Muhammad bin Salim Al-Attas, (Imam Masjid Ba' Alawi), ini saya kongsikan ketika ziarah ke Singapura baru-baru ini:

1- Zaman sekarang, ramai Ustaz muda yang balik timur tengah tidak membawa ilmu tetapi membawa budaya timur tengah, mengenepikan budaya dan adat setempat. Sehingga dilihat mereka ingin memperketengahkan budaya disana.

2- Pada usia yang muda, sudah mula memakai serban yg besar, tongkat dan pakaian-pakaian Ulama yang lain, dengan alasan mengikut Sunnah. Ia bagus. Walhal yg disitu membuahkan kibir (bangga diri), sedangkan kibir itu bukan dari agama. Dan Sunnah yang paling besar adalah akhlak.

3- Fenomena ini juga membawa suatu budaya yang suka menghukum. Di mana mereka suka menghukum ini haram, ini bid'ah, tiada asal dan sebagainya.

4- Al-Habib menyatakan bahawa fenomena golongan ini adalah kerana memahami agama hanya satu sisi sahaja. Tidak memahami agama secara keseluruhan. Misalnya, mereka memahami hadis itu hanya pada satu sisi saja, dan mengenepikan aspek sirah dan sejarah di dalam mengimbangi dan mengeluarkan hukum. Ini membawa maksud perkembangan zaman membawa kepada perkembangan hukum yang berbeza.

5- Soalan daripada Habib Hasan: "adakah kita lebih alim dari nenek moyang kita dulu? mereka orang tua2 dahulu (perempuan)/ nenek2 kita hanya memakai selendang saja ketika itu, tidak di tegur oleh ulamak ketika itu, kerana mereka lebih memahami keadaan suasana ketika itu. Dan mempunyai adab yang sangat halus.

6- Agama itu membawa tauhid dan akhlak. Akhlak orang dulu walaupun bukan satu agama, tetapi mereka menunjukkan akhlak yg baik.

7. Dahulu, orang Melayu , Cina dan India boleh duduk bersama tanpa bergaduh. Orang India boleh hantar anaknya di didik oleh orang Melayu kerana percayakan Melayu. Dan orang Melayu boleh makan makanan cina di kantin ketika itu dengan yakin kerana orang Cina faham dan hormat agama kita.

8. Sekarang bagaimana? Yang ada hanyalah pakaian dan penampilan yang indah tetapi kosong dengan akhlak dan adab. Umat sekarang kalah dan tewas pada akhlak dan adab.

Copy atas copy....

FIGHTER MMA INGIN BELAJAR SILAT GERAK FAQIR SUNAN KALIJAGA.


Minggu lepas di hubungi oleh seorang pemandu teksi untuk membawa seorang Arab Tunisia warga Perancis untuk berguru. Katanya Arab ini datang ke sini untuk belajar 2 jenis Martial Arts iaitu Judo dan Ju Jitsu kalau tak silap. Pemandu teksi berbangsa melayu ini seorang ahli Nasrul Haq dan memperkenalkan Silat GFSK ini kepada beliau. Katanya kenapa tidak mempelajari Ilmu Silat yang lebih kepada Islam daripada Martial Arts lain yang hanya menekankan latihan fizikal semata.

Hati saya berat untuk menerima kerana pertamanya masalah komunikasi dan keduanya takut-takut dia akan menyebarkan ilmu ini ke negaranya tanpa izin.

Walaubagaimana pun si pemandu teksi ini memujuk juga untuk bertemu dan semoga dapat beri penerangan kerana beliau sudah berjanji dengan kawannya itu. Hari di janjikan namun hampir sejam mendekati waktu, pemandu teksi tersebut memaklumkan bahawa Flight delay dan beliau mungkin lambat akan membawa kawannya itu kawannya kerumah. Oleh kerana lewat malam maka saya cadangkan beliau datang pada hari kami adakan pertemuan (jemaah Gerak Faqir).

Esoknya pemandu ini memujuk untuk membawa kawannya pada malamnya namun saya tolak kerana pesakit pada malam itu ramai sekali. Beliau meminta saya cadangkan nama murid saya yg boleh beliau berhubung untuk penerangan.namun sempat saya bagi sedikit penerangan syarat-syarat utama untuk mempelajari Ilmu Gerak Faqir Sunan Kalijaga ini sekiranya ingin menguasainya :

1/ Mahar perguruan seumur hidup.
2/ Meninggalkan perbuatan dosa dan bertaubat akannya.
3/ Mengamalkan dan menghidupkan amal ibadah sunnah dalam
kehidupan seharian.......setakat mampu terutama :
* Solat Malam.
* Puasa sunat
* Banyakkan bersedekah.
4/ Meninggalkan amalan ilmu-ilmu terdahulu , jangan di campur-
campur. Ini menjadi kepantangan di mana-mana perguruan.
5/ Sebaiknya kosongkan diri , jangan dicampur dan jangan di
banding kan dengan ilmu-ilmu terdahulu. Ilmu Gerak Faqir
Sunan Kalijaga adalah ilmu amalan Mbah Sunan selepas
beliau di angkat sebagai Wali Songo. Lalu untuk
menguasainya bukan semudah latihan Silat Fizikal yang
memerlukan stamina yang tinggi tetapi memerlukan jiwa yang
telah di sucikan. Fizikal lemah tidak mengapa (kerana
berpuasa) tetapi Rohani akan meningkat kekuatan
Cahayanya.
6/ Kerap datang perjumpaan kerana di sini tazkirah kefahaman
Tauhid Tasauf akan di berikan dan kefahaman bagaimana
kaedah dan teknik Gerak Silat serta kaedah perawatan di
lakukan.

Rupa-rupanya si pemandu teksi ini tidak pun menghubungi murid kanan saya kerana beliau faham benar dan jelas akan keterangan itu.

3 hari selepas itu saya pula di hubungi seorang Guru Silat lain yang juga seorang perawat ingin bersahabat, memulakan perkenalan dengan cerita si pemandu teksi dan Fighter MMA ini yang di beritahu kepadanya.Dia mengaku takkan mampu bawa ilmu saya kerana Solatnya pun tertinggal-tinggal manakala di pihak guru tersebut, banyak soalan asas dari segi syariat pun gagal di jawab.

Wahai jiwa, sekiranya masih ada dunia di hatimu, lupakan lah hasratmu. Ilmu ini bukan boleh di gunakan di dalam pertandingan tempur MMA, Ia Ilmu untuk Mengenal Allah SWT dan mendekatkan dirimu padaNya.

JALAN KAMI -GERAK FAQIR SUNAN KALIJAGA.


MEMBUANG KEAKUAN MU (ANANIYAH) KUNCI ILMU LADUNNI

Imam Ghazali seorang Ulama besar dalam sejarah Islam, hujjatul islam yang banyak hafal hadist Nabi SAW. Beliau dikenal pula sebagai ahli dalam filsafat dan tasawuf yang banyak mengarang kitab-kitab.
Suatu ketika Imam Al Ghazali menjadi imam disebuah masjid . Tetapi saudaranya yang bernama Ahmad tidak mahu berjamaah bersama Imam Al Ghazali lalu berkata kepadanya ibunya :
“Wahai ibu, perintahkan saudaraku Ahmad agar solat mengikutiku, supaya orang-orang tidak menuduhku selalu bersikap buruk terhadapnya“.
Ibu Al Ghazali lalu memerintahkan puteranya Ahmad agar solat makmum kepada saudaranya Al Ghazali. Ahmad pun melaksanakan perintah sang ibu, solat bermakmum kepada Al Ghazali.Namun ditengah-tengah shalat, Ahmad melihat darah membasahi belakang Imam. Tentu saja Ahmad memisahkan diri.
Setelah solat Imam Al Ghazali bertanya kepada Ahmad, saudaranya itu : “Mengapa engkau memisahkan diri (mufaraqah) dalam solat yang saya imami ? “. Saudaranya menjawab : “Aku memisahkan diri, kerana aku melihat belakangmu berlumuran darah “.
Mendengar jawapan saudaranya itu, Imam Ali Ghazali mengakui, hal itu mungkin kerana dia ketika solat hatinya sedang tergikir-fikir masalah fiqih yang berhubungan haid seorang wanita yang mutahayyirah.
Al Ghazali lalu bertanya kepada saudara : “Dari manakah engkau belajar ilmu pengetahuan seperti itu ?” Saudaranya menjawab, “Aku belajar Ilmu dari Syeikh Al Utaqy AL-Khurazy yaitu seorang tukang jahit sepatu-sepatu bekas (tukang sepatu) . ” Al Ghazali lalu pergi kepadanya.
Setelah berjumpa, Ia berkata kepada Syeikh Al Khurazy : “Saya ingin belajar kepada Tuan “. Syeikh itu berkata : Mungkin saja engkau tidak kuat menuruti perintah-perintahku “.
Al Ghazali menjawab : “Insya Allah, saya kuat “.
Syeikh Al Khurazy berkata : “Bersihkanlah lantai ini “.
Al Ghazali kemudian hendak melakukannya dengan penyapu. Tetapi Syeikh itu berkata : “Sapulah (bersihkanlah) dengan tanganmu“. Al Ghazali menyapunya lantai dengan tangannya, kemudian dia melihat kotoran yang banyak dan bermaksud menghindari kotoran itu.
Namun Syeikh berkata : “Bersihkan pula kotoran itu dengan tanganmu“.
Al Ghazali lalu bersiap membersihkan dengan menyisingkan pakaiannya. Melihat keadaan yang demikian itu Syekh berkata : “Nah bersìhkan kotoran itu dengan pakaian seperti itu”.
Al Ghazali menuruti perintah Syeikh Al Khurazy dengan redha dan tulus.
Namun ketika Al Ghazali hendak akan mulai melaksanakan perintah Syeikh tersebut, Syeikh langsung mencegahnya dan memerintahkan agar pulang.
Al Ghazali pulang dan setibanya di rumah beliau merasakan mendapat ilmu pengetahuan luar biasa. Dan Allah telah memberikan Ilmu Ladunni atau ilmu Kasyaf yang diperoleh dari tasawuf atau kebersihan qalbu kepadanya.
Imam Ghazali telah menanggalkan pakaian kebesarannya lalu memakai pakaian orang kebanyakan, lalu diambilnya penyapu untuk membersihkan kawasan gurunya berbulan lamanya.. bila ditanya pada gurunya bila dia nak ajar saya 'ilmu'?, gurunya pesan..sudahlah, kamu sudah tamat pengajian (iaitu ilmu merendah diri dan membuang sifat sombong dari hati) Lalu beliau didoakan oleh gurunya (Aulia yang mustajab doanya) agar dikurniakan ilmu-ilmu tersembunyi buat Imam Al Ghazali).
Setelah hari itu, Imam Ghazali merasa pelik pada saat setiap kali beliau ingin mengarang kitab, "Bilakah masanya aku belajar ilmu ini?" Rupanya barulah dia sedar bahawa ilmu yang dipelajarinya dari gurunya itu bukanlah ilmu lisan dan ilmu tulisan, tetapi ia ilmu buah hasil dari sifat 'ikhlas' yang dicampakkan Allah ke dalam hatinya - laduni ...
Beliau mengikhlaskan dirinya pada saat beliau menuntut ilmu serta melaksanakan amanah amanah Allah yang 'tertinggi' iaitu merendah diri untuk menjadi 'hamba' Allah yang sebenar benarnya di sisi-Nya.
Buangkanlah pakaian keakuanmu... khidmatlah kpd keAKUan Allah dgn memandang kpd setiap martabat wujud pada dirimu dan sekelilingmu adalah hak2 Allah dan berakhlak dengan Akhlak Allah yang Allah tunjukkan melalui Shuroh(rupa) , Siroh(perjalanan hidup) dan Sariroh(suasana hati) Rasulullah saw. Selagi ada dirimu... tiada Allah dihatimu. Tinggalkan keakuanmu.. baru engkau akan bertauhid!

Tuesday, May 16, 2017

PROGRAM SUNNAH DI KEM SUNGAI CONGKAK HULU LANGAT

Berlangsung pada 29 & 30 April 2017 - Kem Motivasi Sungai Congkak.

Antara program yang di laksanakan adalah latihan tempur dan latihan memanah.

Challet yang di sewa 2 buah untuk lelaki dan wanita

Suasana di kelilingi bukit dan mengadap sungai yang cetek

Membakar ayam dan kambing perap untuk hidangan malam

Sungai berhadapan Challet

Santapan makan malam nasi, meehoon, ayam dan kambing bakar.

Latihan tempur 4 penjuru

Latihan memanah bagi jemaah yang tiada asas-asas memanah.

Jemaah yang sempat bergambar di medan tempur

Sarapan selepas penat asas latihan dan tempur












Wednesday, March 22, 2017

PROGRAM SANTAI BERSAMA ANAK-ANAK GERAK FAQIR

11/03/2017 - MENUJU PUNCAK FRASER HILL BERSAMA ANAK-ANAK GFSK































PROGRAM BERSILATURRAHIM DAN MENJAMU ANAK-ANAK MAAHAD TAHFIZ

19/02/2017 - PROGRAM MEMANAH DAN MENYAMPAIKAN SUMBANGAN DARI PIHAK JEMAAH AKADEMI GERAK MAKRIFAT ( GERAK FAQIR SUNAN KALIJAGA).

Program ini pihak kami bercadang untuk meneruskan secara berkala yakni sumbangan berbentuk bekalan makanan kering dan basah secara bulanan memandangkan Maahad ini baharu tahun kedua beroperasi dengan majoriti pelajar-pelajar adalah anak-anak yatim yg di bawa oleh Pihak Pengurusan Maahad Tahfiz ini dari negara Myanmar, Rohingya , Indonesia dan anak-anak yatim yg di tanggung sepenuhnya oleh Pihak Maahad Tahfiz ini . 

Sesiapa yg berminat utk menyumbang bersama kami dengan membekalkan makanan kering dan basah secara bulanan, boleh pm saya.

InsyaAllah, kami akan update perkembangan dari masa kesemasa.
Whatsapp no. 016 - 635 3601

Anggota Jemaah dari Akademi Gerak Makrifat ( Gerak Faqir Sunan Kalijaga)

Bergambar bersama Pengetua dan anak-anak Maahad Tahfiz

Penyampaian cenderahati kepada pelajar-pelajar

Cenderahati kepada Pengetua Maahad

 Sedikit ucapan aluan dan tahniah kepada anak-anak Maahad yang baharu memenangi Kejuaraan Footsal antara Maahad Tahfiz di Selangor.

Jamuan makan tengahari , menu nasi Arab berlauk kambing  dan ayam

Menghibur anak-anak Maahad dengan program sukan memanah
Bacaan Yaasin dan Tahlil



Antara petugas di bahagian dapur penyediaan makanan



 Program tamat dan bersurai selepas Solat Asar.

Sunday, February 5, 2017

PROGRAM ZIARAH ISTANA PAGARUYUNG 26 -28 jANUARI, 2017

Bergambar bersama YM Tuanku Daulat Sultan Pagaruyung selepas jamuan makan tengahari.

Barisan anggota rombongan ziarah bergambar bersama YM Daulat Sultan di hadapan Istana Hinggapnya.

Menyampaikan cenderahati kepada YM Tuanku daripada Jemaah Gerak Faqir Sunan Kalijaga.

 Istana Selindung Bulan.