BERHARAP DIGDAYA DENGAN ILMU HIKMAH
Oleh : pak Agus Balung
Oleh : pak Agus Balung
Pada umumnya di masyarakat, banyak yang sudah mengutak-atik pengertian yang sebenarnya dari Ilmu Hikmah ini secara sembarangan. Pengertian hikmah dalam bahasa Indonesia, sering diartikan bijaksana, atau suatu akhlaq yang sangat terpuji.
Kemudian secara bahasa, ada perkembangan makna secara maknawi dari ini, yaitu ilmu yang dimiliki seseorang, yang ilmu itu tidak bisa dipelajari. Yang merupakan pemberian langsung dari Allah SWT kepada orang yang dikehendakinya.
Hal ini seperti yang dijelaskan dalam surat al-Baqarah ayat 269.. Tetapi pada perkembangannya, pengertian ini sering kali tidak ada batasannya.
Contohnya ada seseorang yang mengaku telah memiliki ilmu tertentu, kemudian diyakininya bahwa itu adalah pemberian dari Allah sebagai ilmu hikmah, padahal dalam proses mendapatkannya ada unsur syirik atau sesuatu yang tidak sama seperti apa yang dicontohkan oleh Nabi.
Kerancuan tentang pemahaman ilmu hikmah sudah terjadi di masyarakat luas, sejak dahulu. mereka sulit membedakan, mana orang-orang yang benar-benar orang yang mendapatkan hikmah dari Allah atau yang gadungan.
Tidak sedikit dari kita telah tertipu oleh orang-orang yang mengaku mendapatkan ilmu hikmah. Bahkan banyak pula, yang telah terjerembab pada ritual-ritual ngawur, yang berbau syirik, tanpa dasar agama, Astaghfirullah.
Ilmu Hikmah yang beredar di masyarakat, yang banyak diiklankan di media, diperjual-belikan, bisa ditransfer ke mana saja atau ke siapa saja, bisa dipelajari dalam beberapa saat bahkan beberapa menit, setelah itu akan nampak hasil yang spektakuler dari pelakunya. Badannya jadi kebal senjata, tubuhnya jadi kuat berlipat-lipat, kesimpulanya bisa jadi sakti, bak super hero masa kini, bisa memasuki alam ghaib dan berkomunikasi dengan jin, mampu melakukan hal-hal di luar kewajaran manusia dan lain sejenisnya. Itu adalah ilmu hikmah yang cara penguasaannya didahului dengan ritual khusus dengan bacaan khusus yang biasanya menyimpang dari apa yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW.
Jika memang benar itulah Ilmu Hikmah, yaitu Ilmu yang bisa membuat seseorang menjadi orang linuwih, sakti mandraguna, digdaya, kebal bacok, tahan tembak dan lain sebagainya, maka sebenarnya yang paling tepat ilmu hikmah yang semacam itu sangat diperlukan pada masa Rasulullah. Pada masa itu, Orang kafir berusaha menghentikan dakwah Rasulullah, sementara itu Rasulullah dan para sahahabatnya bertekad untuk terus menyebarkan ajaran Islam sampai titik darah pengahabisan.
Saat itu, jumlah umat Islam masih sangat sedikit, berbeda sangat jauh dibanding jumlah mereka yang kafir dan memusuhi Islam.
Dalam Perang Badar, perang yang pertama, jumlah pasukan Islam 313 orang. Sedangkan jumlah pasukan orang kafir 1300 orang, dilengkapi dengan kendaraan perang yang sangat memadai dan senjata-senjata perang yang lebih dari cukup, dipihak pasukan kafir.
Sedangkan dalam Perang Uhud, jumlah pasukan Islam 700 orang yang mulanya berjumlah 1000 orang. Sementara pasukan kafir berjumlah 3000 orang, dengan menggunakan 3000 ekor unta, 200 ekor kuda dan dilengkapi 700 baju besi. Sungguh merupakan kekuatan bilangan yang sangat tidak sebanding. Paling tidak, satu pasukan muslim harus berhadapan dengan 3 orang lebih.
Dalam kondisi seperti itu, apakah Rasulullah mengajarkan kepada para shahabatnya ilmu yang mampu membuat kulit mereka kebal senjata tajam? Agar mereka sanggup menghadapi kekuatan lawan yang berlipat-lipat dengan persenjataan yang lebih lengkap.
Tidak, sekali lagi tidak. Tidak ada kitab sejarah yang terpercaya dan menceritakan hal-hal seperti itu. Justru malah sebaliknya, kitab-kitab sejarah itu mengabarkan puluhan shahabat Rasulullah yang syahid di medan perang karena tikaman senjata lawan. Ratusan shahabat yang terluka, terkena sabetan dan goresan serta tusukan senjata lawan. Bahkan Rasulullah sendiri, giginya patah kena panah, tubuhnya juga bersimbah darah.
Apakah Rasulullah tidak tahu bahwa ada ilmu Hikmah yang bisa membuat kulit seseorang kebal senjata tajam. Apakah kita berpikiran bahwa Rasulullah sebodoh itu ? Rasulullah adalah orang yang paling dikasihi dan dicintai oleh Allah. Begitu juga para shahabatnya, mereka adalah generasi terbaik dan paling dicintai oleh Allah SAW dan rasul-Nya.
Kalau memang ada ilmu yang bisa membuat badan kebal senjata tajam, pasti Allah akan memberikannya kepada hamba-hamba-Nya yang dicintainya. . Agar jumlah umat Islam yang berperang mempertahankan kesucian agama-Nya tidak berkurang atau mati disebabkan senjata lawan.
Bahkan sejarah Islam telah mencatat, paman Rasulullah yang bernama Hamzah bin Abdul Mutthalib yang bergelar `Singa Allah’, mati syahid oleh senjata musuh. Umar bin Khatthab, mertua Rasulullah yang gagah berani, syetan pun takut berpapasan dengannya. Utsman bin `Affan, menantu Rasulullah yang bergelar `Pemilik dua cahaya’. Ali bin Abi Tahlib, menantu Rasulullah yang menjadi khalifah Rasul yang keempat. Semua sosok mulia itu matinya disebabkan tikaman senjata lawan.
Mereka tidak kebal, kulit-kulit mulia mereka bisa dirobek senjata. Masih banyak lagi shahabat Rasulullah lainnya, hamba-hamba Allah yang paling bertakwa, melalui siang dengan puasa, melewati malam dengan tahajjud, yang mati syahid di ujung senjata musuh. Radhillohu `anhum aua radhu `anhu.
Mereka tidak kebal, kulit-kulit mulia mereka bisa dirobek senjata. Masih banyak lagi shahabat Rasulullah lainnya, hamba-hamba Allah yang paling bertakwa, melalui siang dengan puasa, melewati malam dengan tahajjud, yang mati syahid di ujung senjata musuh. Radhillohu `anhum aua radhu `anhu.
Subhanallah, semoga Allah menerima segala amal ibadah para syuhada’ yang gugur dalam perang bersama Rasulullah itu.
Semoga yang sedikit ini dapat memberikan wawasan pada kita semua. Wallahu a’lam bisshowab
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.